Tahi Lalat yang berbahaya



Bagi sebagian orang mempunyai tahi lalat bisa jadi penambah kepercayaan diri. Namun, tahukah kita bila tahi lalat dapat berubah menjadi tumor ganas? Sekretaris Bagian Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin FK Unhas, dr Siswanto Wahab, Sp.KK mengatakan tahi lalat bisa menjadi penanda gejala awal tumor kulit.

Tahi lalat sendiri merupakan kumpulan sel pigmen berwarna gelap yang tumbuh di area kulit. Bentuknya bervariasi. Ada yang rata dengan kulit, ada pula yang menonjol. Ukurannya juga bervariasi, ada yang hanya terlihat seperti titik, tapi ada juga yang berdiameter hingga 0,5 sentimeter.

Ada empat ciri utama tahi lalat yang perlu diwaspadai, yakni bentuk tahi lalat tidak umum atau asimetris. Tepian tahi lalat terlihat tidak beraturan atau tidak rata. Tahi lalat meradang atau mengalami perubahan warna seperti cokelat, merah, putih, biru, dan menghitam. Perubahan warna ini biasanya disertai dengan rasa gatal. Lalu tahi lalat terus membesar hingga memiliki diameter yang tidak wajar hingga lebih satu sentimeter.

Jika diantara kita ada yang memiliki tahi lalat dengan ciri-ciri semacam itu, segera periksakan ke dokter. Sebab, tahi lalat ganas umumnya sulit terdeteksi. Cara untuk memastikan apakah tahi lalat itu termasuk tumor jinak atau ganas adalah dengan biopsi atau pengambilan jaringan.

Tahi lalat sebenarnya merupakan hasil pigmentasi kulit yang berkembang karena beberapa alasan. Sampai sekarang, ilmu pengetahuan tidak bisa menjawab apa fungsi tahi lalat sebenarnya pada kulit.

Tahi lalat yang semakin membesar, berubah warna dan punya bentuk tidak simetris adalah ciri tahi lalat yang berbahaya karena bisa jadi itu pertanda tumor kulit atau melanoma maligna.

Normalnya, tahi lalat memiliki bentuk stabil meski ada perubahan hormon dalam tubuh. Namun, tidak demikian pada tahi lalat yang berbahaya. Ia akan tumbuh membesar melebihi ukuran kacang polong.

Menurut Cancer Research Institute, ada 4 kriteria yang bisa dijadikan patokan untuk mengetahui tahi lalat berbahaya atau tidak yang disebut dengan aturan ABCD, seperti diberitakan dari Essortment, yakni:- A - Asymmetry

Tahi lalat yang bersifat kanker cenderung mempunyai bentuk yang tidak beraturan.

- B - Border

Tahi lalat yang bersifat kanker mempunyai batas atau pinggiran yang abnormal, yakni tepinya bergerigi.

C - Colour

Tahi lalat dengan berbagai warna seperti cokelat, merah, putih, biru, dan hitam sering menandai tahi lalat yang bersifat kanker ketimbang tahi lalat dengan satu warna.

D - Dimension

Tahi lalat yang bersifat kanker biasanya lebih besar daripada tahi lalat jinak, bisa sebesar penghapus pensil atau lebih besar.

Masalah tahi lalat bukan hanya masalah di permukaan kulit, melainkan masalah di dalam lapisan bawah kulit. Jadi, jarang sekali yang bisa ditangani dengan pengobatan tradisional.

Tahi lalat yang berisiko menjadi tumor harus ditangani segera sebelum mengalami metastatis atau penyebaran ke bagian tubuh lainnya. Namun, dengan teknologi canggih di dunia medis saat ini, tahi lalat bisa diangkat dengan operasi atau teknik laser. Butuh 2 minggu hingga kulit benar-benar sembuh setelah operasi.

Kebanyakan orang sadar mereka punya tahi lalat tapi sebagian lainnya tidak sadar karena posisinya yang susah terlihat seperti di punggung. Sebaiknya periksalah seluruh bagian tubuh (wajah, telinga, leher, dada, punggung, jari kaki/tangan, kulit rambut, bibir, mata bahkan alat kelamin) untuk mengetahui ada tahi lalat atau tidak.

"Jika terlihat ada tanda-tanda tahi lalat yang mencurigakan, bersikaplah proaktif dengan segera mendatangi dokter atau ahlinya. Pastikan juga selalu memakai pelembap atau krim pelindung matahari dan hindari sinarnya antara pukul 10 pagi dan 4 sore," sebut dr Siswanto.